Invest Money

Kamis, 14 Juni 2012

Terjemahan Surat Al-Fãtihah (Sebuah studi permulaan)

Terjemahan Surat Al-Fãtihah (Sebuah studi permulaan)

AlFatihah2


1- سورة الفاتحة

Kami, para mu’min, menyatakan untuk hidup dengan ajaran (isme) Allah.
Dialah, Allah,  Ar-Rahmãn –
Sang Pengatur alam semesta dan Pengajar Al-Qurãn,
(serta) Ar-Rahîm – Sang pengajar hidup berkasih-sayang,
Sang penyayang kaum beriman.
Kami menegaskan bahwa pujaan hanya  layak ditujukan kepada Allah,
penyelenggara semesta alam, pemberi sarana kehidupan insan.
Dialah Ar-Rahmãn Sang Pengatur alam semesta, Sang pengajar  Al-Qurãn,
dan Ar-Rahîm, yang mengajar hidup saling sayang, yang menyayang kaum beriman.
Dialah Sang penguasa waktu pemberi peluang tegaknya Dîn ini, yakni Dînul-Islãm,
(pada ruang dan waktu yang telah dirumuskan).
Ya Allah! Berdasar ajaranMu kami mengabdi, dan melalui ajaranMu kami memohon pertolongan.
Maka tunjukilah kami, yakni melekkanlah selalu mata hati kami,
agar kami selalu menempuh jalan hidup (ajaranMu) yang tangguh.
Yaitu jalan hidup (Dîn) yang telah Anda anugerahkan kepada mereka (para rasul),
dan bukan sebaliknya – yakni –  jalan hidup yang Anda jadikan kutukan
kepada mereka, yakni para pemlintir kebenaran.
Ãmîn!
Ya Allah, perkenankanlah harapan kami!
Catatan:
  • Surat Al-Fãtihah adalah sebuah ikrar, atau semacam proklamasi yang dinyatakan kaum beriman, untuk secara total  hidup dengan ajaran Allah. Maka terjemahannya pun harus bernada ikrar.
  • Kata dan kalimat yang dicetak miring dan diletakkan dalam kurung adalah keterangan atau tafsir dari penulis, yang disertakan agar kalimat tersusun baik dan benar secara tata bahasa Indonesia. Selain itu kata dan kalimat tersebut dimaksudkan untuk memunculkan pokok kalimat dan atau keterangan yang tidak tertulis dalam matan (teks) Al-Qurãn.
  1. Kami, para mu’min, menyatakan untuk hidup dengan ajaran(isme) Allah. Dialah, Allah,  Ar-Rahmãn – Sang Pengatur alam semesta[1] dan Pengajar Al-Qurãn, (serta) Ar-Rahîm – Sang pengajar hidup berkasih-sayang, Sang penyayang kaum beriman.[2]
  2. Kami menegaskan bahwa sanjungan hanya  layak ditujukan kepada Allah, penyelenggara semesta alam, pemberi sarana kehidupan insan.[3]
  3. Dialah Ar-Rahmãn Sang Pengatur alam semesta, Sang pengajar  Al-Qurãn, dan Ar-Rahîm, yang mengajar hidup saling sayang, yang menyayang kaum beriman.
  4. Dialah Sang penguasa waktu pemberi peluang tegaknya Dîn ini, yakni Dînul-Islãm.
  5. Ya Allah! Berdasar ajaranMu kami mengabdi, dan melalui ajaranMu kami memohon pertolongan.
  6. Maka tunjukilah kami, yakni melekkanlah selalu mata hati kami, agar kami selalu menempuh jalan hidup (ajaranMu) yang tangguh.
  7. Yaitu jalan hidup yang telah Anda anugerahkan kepada mereka (para rasul), dan bukan sebaliknya – yakni –  jalan hidup yang Anda jadikan kutukan[4] kepada mereka, yakni para pemlintir kebenaran.
Ãmîn! Ya Allah, perkenankanlah harapan kami![5]

[1] Hubungkan dengan surat Thãhã ayat 5-8, dan surat Ar-Rahmãn ayat 1-2.
[2]  Hubungkan antara lain dengan Hadits: irhamû man fil-ardhi yarhamukum man fis-samã’i (Sayangilah yang di bumi – sesama manusia –  sehingga Dia yang di langit, Allah, pasti menyayangi kalian), dan surat Al-Azhab ayat 43.
[3] Kata rabb(un) mempunyai banyak arti, di antaranya penyelenggara, pemberi sarana, dll. Dan kata ãlam bisa berarti (denotatif) alam secara umum (= makhlûq), bisa juga berarti (konotatif) manusia.
[4] Dimaksud jalan hidup yang menjadi kutukan adalah jalan hidup yang dirintis iblis terkutuk, sehingga siapa pun yang menempuh jalan itu otomatis telah memasuki ‘area kutukan’ Allah.
[5] Kata (perintah – yang di sini bermakna doa)  ãmîn, bukanlah bagian dari Surat Al-Fãtihah. Karena itu tidak pernah ditulis di dalam mushhaf. Kata ãmîn hanya diucapkan dalam shalat ritual sebagai tanda kesepakatan ma’mum terhadap ucapan imam. Kata ini semakin menegaskan bahwa Surat Al-Fãtihah adalah sebuah ikrar dari sebuah kelompok (jama’ah), yang ketika dibacakan seorang imam (ketua) di tengah jama’ahnya, maka jama’ahnya meng- ãmîn-kan (menyepakati; mendukung).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar